Caramu Mencintaiku

CARAMU MENCINTAIKU 

Notasi: Eko Budiyono

Gadis desa yang memaksakan diri untuk bersekolah. Tabu dan gak zamannya seorang cewek yang menginjak remaja untuk bersekolah. Orang tua yang kolot dan minim pengetahuan pasti akan menolak permintaan si anak untuk berburu ilmu. Pengalaman pahit itu dialami Mila. Hingga ia harus berjuang menjadi asisten rumah tangga sepulang sekolah untuk memenuhi kebutuhan sekolahnya. Meski ia punya cinta yang bertabur di dada. Baginya itu hanya keniscayaan belaka. Seolah berada pada kondisi keluarga yang tak punya. Bagi Mila, cinta akan kekal dan tak akan luntur oleh kekayaan belaka. 

Ketidaksukaan orang tua terhadap apa yang ditempuhnya. Tak satupun fasilitas sekolah Mila dipenuhi, apalagi fasilitas transportasi dari rumah ke sekolah. Namun, Mila rela berjalan kaki untuk berangkat dan pulang sekolah. Untung cintanya tertambat pada Edo, pemuda yang menjadi kakak kelasnya, meski mereka tidak satu sekolah. Hingga urusan transportasi selalu terpenuhi dengan membonceng sepeda kumbang cintanya hingga di depan gapura sekolah. 

Tak ada komunikasi lewat SMS, WA, maupun media elektronik lainnya. Karena Mila lahir jauh sebelum sosmed itu ada. Namun, selalu berboncengan kala mereka berangkat dan pulang tuk menuntut ilmu bersama. Hari ini,  Mila pulang pagi dan tak bersamaan dengan Edo karena harus menjenguk teman sekelasnya yang sakit. Mila bingung karena tak bisa memberi khabar ke Edo bahwa ia telah pulang terlebih dahulu. Mila bergegas ke parkiran mendekati sepeda Edo. Dipetiknya bunga sepatu di samping parkiran sepeda. Ia pun menyematkan bunga sepatu itu di boncengan sepeda Edo. Caranya tuk memberitahu Edo bahwa ia telah pulang terlebih dahulu, selain sebagai tanda cinta darinya. "Terima kasih, Mila. Inilah caramu tuk mencintaiku," gumam Edo. (eb) 

Berlangganan Artikel