Tata Bahasa dalam Penulisan Dialog
Notasi Eko Budiyono
Guru Sekolah Dasar
Dalam dunia tulis menulis, percakapan atau dialog sangat lazim digunakan. Rata-rata penulis pemula melakukan kealpaan dalam menulis dialog dalam tulisannya. Bahkan dengan seenaknya sendiri menulis tanpa menggunakan kaidah kepenulisan, sungguh miris. Bukan berarti saya sok pintar dan sok benar. Namun, demi kebaikan bersama, tak ada salahnya jika saya berbagi ilmu tata bahasa dalam penulisan dialog.
Sebenarnya, dalam dunia tulis menulis yang terus berkembang seperti saat ini, penulisan dialog sedikit dihindari oleh penulis profesional. Karena dialog dalam sebuah tulisan dirasa kurang efektif. Namun, oleh beberapa kalangan penulis, penulisan dialog masih digunakan karena bertujuan untuk memperkuat suatu argumen. Baik argumen penulis atau karakter tokoh yang ditulisnya.
Baiklah, kita kesampingkan dulu pendapat para ahli maupun penulis profesional. Mari kita mulai belajar menulis dialog. Simak baik-baik ya?
Pertama.
Setiap dialog selalu masuk ke alinea baru, contoh:
"Siapa namamu?" tanyaku. (alinea baru)
"Namaku Andi, Bu," jawabnya santun. (alinea baru)
Namun, dalam penulisan dialog yang dipotong narasi sedikit, bisa dilanjutkan lagi tanpa harus membuat alinea baru, contoh:
"Silahkan dimakan, Nak?" sambil kutuangkan air minum untuknya, "jangan malu-malu." (ini berada pada alinea baru dan untuk sambungan dialognya tidak usah masuk alinea baru lagi)
Pada dialog pertama dan kedua masing-masing masuk alinea baru. Meskipun halamannya masih muat, tapi dialog itu diucapkan oleh orang yang berbeda. Namun, pada dialog ketiga tidak usah masuk alinea baru karena dialognya masih lanjutan dari petik sebelumnya. Selain itu, dalam dialog sebelumnya hanya dijeda sedikit narasi dan masih diucapkan oleh satu orang. Sehingga penulisan kata pertama pada petik keempat dimulai dengan huruf kecil. Hal ini dikarenakan masih lanjutan dari kalimat sebelumnya.
Kedua.
Huruf pertama dalam dialog harus menempel atau tanpa spasi dengan tanda kutip buka. Kemudian huruf terakhir atau tanda baca menempel dengan tanda kutip penutup. Perhatikan contoh berikut ini!
"Siapa namamu?" (benar)
" Siapa namamu? " (salah, karena ada spasi setelah petik pertama dan sebelum petik terakhir)
Ketiga.
Penulis jangan lupa untuk selalu menuliskan huruf besar pada kata pertama di awal dialog.
Perhatikan contoh berikut ini!
"Siapa namamu?" (benar)
"siapa namamu?" (salah, karena huruf pertama di awal dialog menggunakan huruf kecil)
Pernyataan ini tidak berlaku jika kalimatnya dijeda. Artinya, penulisan kata pertama pada kalimat setelah jeda menggunakan huruf kecil saja.
Perhatikan kalimat berikut ini!
"Silahkan dimakan, Nak?" sambil kutuangkan air minum untuknya, "jangan malu-malu."
Kata 'jangan' pada kalimat "jangan malu-malu" adalah lanjutan dari kalimat sebelumnya. Jadi, penulisannya menggunakan huruf kecil saja.
Namun, akan berbeda jika kalimat tadi ditulis tanpa menggunakan jeda narasi. Perhatikan kalimatnya!
"Silahkan dimakan, Nak? Jangan malu-malu."
Keempat.
Penggunaan tanda baca titik, koma, tanda tanya, dan tanda seru pada akhir kalimat ada di dalam dan menempel pada tanda petik penutup.
Perhatikan contoh berikut!
"Siapa namamu?" (benar, karena tanda tanyanya ada di dalam petik)
"Namaku Andi, Bu." (benar, karena tanda baca titiknya ada di dalam petik)
"Siapa namamu"? (salah, karena penempatan tanda tanya di luar petik)
"Namaku Andi, Bu". (salah, karena tanda baca titik ada di luar petik)
Kelima.
Tanda baca titik dipakai jika dialog berhenti tanpa ada keterangan narasi berikutnya. Sebaliknya, jika dialog berhenti dan diikuti narasi, maka harus memakai koma.
Perhatikan contoh berikut!
"Namaku Andi, Bu." (pakai titik setelah kata 'Bu', karena tidak ada narasi berikutnya)
"Namaku Andi, Bu," jawabnya santun. (pakai koma setelah kata 'Bu', karena diikuti narasi)
Keenam.
Pada contoh pertama hingga kelima, dialog dulu baru di ikuti narasi. Namun, pada contoh keenam ini akan saya tunjukkan kalau narasi ditulis terlebih dahulu sebelum dialog.
Perhatikan contohnya!
Aku bertanya pada anak itu, "Siapa namamu?"
Ingat!
Meskipun dialog mengikuti narasi, penulisan huruf pada kata pertama di dalam petik tetap menggunakan huruf besar.
Ketujuh.
Tata cara penulisan dialog akan sangat mudah diingat dan dipraktikkan jika mau mencoba untuk menulis. Sebaliknya, akan terlihat sulit jika hanya dibaca dan tidak dipraktikkan.
Demikian ilmu sederhana yang bisa saya bagikan. Apa yang saya sampaikan ini adalah pengertian saya dalam belajar menulis. Niatan saya hanya berbagi ilmu dalam tata bahasa penulisan dialog. Semoga bermanfaat untuk kita semuanya. (EkookE)
Singopranan, 22 Februari 2021
Berlangganan Artikel
Keren
BalasHapusTerima kasih
HapusBest bitcoin casino sites for 2021 - CasinoWow
BalasHapusPlay all the 인카지노 top Bitcoin online casino sites on Top 10 kadangpintar Best Bitcoin Casinos to Play in 2021 Top 5 Online Casinos to Play for Real Money in 제왕카지노 2021 · 1. Red Dog - Best